Dampak Deforestasi Akibat Penggunaan Lantai Kayu Tradisional

Author : Siam Indo

Dampak Deforestasi Akibat Penggunaan Lantai Kayu Tradisional

Banyaknya penggunaan decking kayu tradisional dapat memicu terjadinya permasalahan lingkungan, salah satunya deforestasi. Lantas, apa saja dampak yang ditimbulkan dari deforestasi akibat penggunaan decking kayu tradisional?

Masalah deforestasi (penggundulan hutan) adalah masalah global yang menjadi perhatian dunia, tak terkecuali Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri, dari waktu ke waktu, hutan Indonesia terus mengalami penurunan luas akibat alih fungsi lahan hingga untuk keperluan material konstruksi bangunan.

Aktivitas pembabatan hutan yang mengesampingkan konversi hutan ini pun dapat mengakibatkan terjadinya berbagai permasalahan lingkungan.

Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut, kesadaran akan pentingnya memilih material bangunan yang ramah lingkungan perlu ditingkatkan.

Hingga saat ini, penggunaan kayu sebagai material bangunan masih sangat sering dijumpai, Meskipun banyak alternative yang bisa menggantikan seperti papan ELEPHANT® Woodplank®.

Berikut ini dampak deforestasi akibat penggunaan lantai kayu tradisional yang perlu Anda ketahui!

Dampak Penggunaan Kayu Tradisional Terhadap Lingkungan

  1. Kerugian Biodiversitas Hutan adalah rumah bagi sebagian besar keanekaragaman hayati di Bumi ini.

Ketika hutan ditebang dengan mengesampingkan konversi, spesies hewan dan tumbuhan yang unik serta langka dapat terancam punah.

Hal ini mengurangi biodiversitas atau keberagaman hayati yang sangat penting untuk keseimbangan ekosistem.

  1. Perubahan Iklim

Saat ini, isu seputar iklim tengah menjadi sorotan dunia lantaran krisis iklim terus memburuk dan mengancam kehidupan manusia.

Salah satu faktor penyebab terjadinya krisis iklim adalah deforestasi.

Perlu diketahui, hutan mengandung banyak karbon dalam bentuk kayu dan tanah.

Apabila hutan ditebang dan dibakar, karbon tersebut dilepaskan ke atmosfer sebagai gas karbon dioksida (CO2) yang menjadi penyebab utama pemanasan global serta perubahan iklim.

  1. Erosi Tanah

Hutan berfungsi sebagai penghalang alami terhadap erosi tanah.

Jadi, jika hutan ditebang, tanah akan menjadi lebih rentan terhadap erosi oleh air dan angin.

Hal ini pun dapat mengurangi kesuburan tanah dan mengganggu lingkungan.

  1. Pencemaran Air

Deforestasi dapat menyebabkan pencemaran air karena tanah yang terbuka menjadi lebih rentan terhadap erosi.

Dengan demikian, lumpur serta zat-zat kimia dari pertanian dan industri dapat lebih mudah mencemari sumber air yang kemudian merusak ekosistem perairan.

ELEPHANTⓇ SMARTFLOOR, Solusi Mengatasi Deforestasi

Untuk mengatasi permasalahan deforestasi yang semakin hari semakin memburuk, ELEPHANTⓇ mengeluarkan produk kayu decking bernama SMARTFLOOR.

SMARTFLOOR adalah lantai kayu alternatif terkini yang dibuat menggunakan bahan dasar semen berkualitas, pasir silika pilihan, dan serat selulosa terbaik yang diproduksi dengan proses autoclave.

Lantai kayu buatan ini dirancang untuk menggantikan decking kayu tradisional yang dapat menyebabkan deforestasi.

ELEPHANT® SMARTFLOOR menawarkan keunggulan utama berupa fitur-fitur ramah lingkungan yang tidak menyebabkan permasalahan ekologis.

Dibandingkan dengan decking kayu tradisional, lantai kayu alternatif ini memiliki ketahanan yang jauh lebih baik, kuat, anti rayap, dan tahan terhadap cuaca.

Bukan hanya itu saja, tampilan ELEPHANT® SMARTFLOOR ini seindah material lantai kayu asli dengan tekstur serat kayu yang jelas.

Pelajari lebih lanjut mengenai lantai kayu ramah lingkungan ELEPHANTⓇ SMARTFLOOR dengan menghubungi WhatsApp Siaga 911.

Kunjungi juga situs web kami www.siam-indo.com untuk menemukan informasi lebih banyak mengenai ELEPHANT® SMARTFLOOR  ini.